Thursday, October 2, 2014

MOTIVASI BELAJAR

Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman. Pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja, dan dapat dilakukan dimana saja. Karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Dengan pendidikan maka seseorang akan dapat terangkat harkat dan derajadnya.
Menurut Abdul Latif (2009:1) :
“Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi pengetahuan dari satu orang kepada orang lainnya atau dari satu generasi ke generasi lainnya, telah berlangsung setua umur manusia itu sendiri”. Sebab, ketika seseorang mengetahui sesuatu kemudian ia memberitahukan apa yang diketahuinya tersebut, atau suatu generasi mentransmisikan suatu nilai, keyakinan, pandangan hidup, atau pola-pola merekayasa, dan lain-lain kepada generasi berkutnya bisa dikatakan sebagai telah terjadi proses pendidikan”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:80) “Motivasi orang tua dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar”. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil sangat memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak baik dan memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua. “Peringatan” tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi belajar meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh “peringatan” dari guru atau orang tua. “Dalam hal ini, hukuman dan juga hadiah dapat merupakan motivasi ekstrinsik bagi siswa untuk belajar dengan bersemangat (Siagian dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:92).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:92) :
“Anak akan selalu membutuhkan suatu motivasi untuk bisa terus konsisten belajar, ada beberapa motivasi yang bisa diberikan orang tua kepada anak, misalnya : (1) Memberikan semangat pada putra-putrinya, karena orang tua adalah sebagai sosok yang paling dekat dengan mereka. (2) Memberikan pujian, karena dengan memberikan pujian akan menambah kepercayaan diri seorang anak hingga ia menjadi lebih semangat untuk belajar. (3) Memberikan suatu barang sebagai hadiah atas prestasi tertentu yang dicapai oleh siswa. (4) Memberikan iming-iming yang dilakukan sebelum anak melakukan kegiatan belajar. (5) Perancangan cita-cita. Maksudnya, orang tua maupun guru sebaiknya menanyakan terlebih dahulu apa cita-cita siswa, setelah itu akan lebih mudah mendorong anak untuk belajar lebih giat”.
Pemberian motivasi oleh orang tua dapat berupa penguatan atau penghargaan terhadap tingkah laku atau usaha belajar anak yanga baik. Dougherty dan Dougherty (1977) menjelaskan bahwa orang tua dapat mengguankan penghargaan untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan pekerjaan sekolah, dan bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh sekolah dan orang tua. Selanjutnya Dougherty dan Dougherty menjelaskan bahwa penguatan dari keluarga mempunyai keuntungan dibandingkan dengan penguatan yang dilakukan oleh pihak lain (misalnya guru).

Motivasi yang diberikan dapat pula berupa pujian seperti misalnya “Anak pintar” atau “Kamu hebat sekali dapat nilai 100” pada saat anak mendapatkan nilai yang bagus. Pemberian hadiah juga sering digunakan oleh orang tua agar anak mereka giat belajar dan pada akhirnya dapat naik kelas dengan nilai yang sangat memuaskan. Pemberian motivasi sebaiknya jangan hanya diberikan atau digunakan pada saat anak mendapatkan hasil yang baik dalam belajarnya. Tetapi pemberian motivasi pada saat anak mengalami kesulitan dalam belajar atau disaat anak mengalami kegagalan adalah hal yang diwajibkan bagi para orang tua. Misal pada saat anak mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran matematika. Seharusnya orang tua memberikan pengertian bahwa mungkin nilai yang diperoleh anak adalah hasil belajar yang kurang maksimal. Sehingga anak akan berusaha untuk belajar dengan maksimal agar mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajaran tersebut.


No comments:

Post a Comment